Kamis, 02 Juli 2020

BERAGAMA MENURUT ROH

KAMIS, 2 JULI 2020

“Beragama menurut Roh”


BE. 193:3-4 “Maribak Langit” (Terbuka Cakrawala)

Mauliate ma rohangku di Ho, o Jesus, Tuhanki!
Naung sae do saluhut dosangku binaen ni hamamate-Mi.
Malua sian hamagoan do au binaen ni asi-Mi.
Hupuji goar-Mi, o Tuhan, saleleng ni lelengna i.

Antong, Ho ma nampuna ahu saleleng au di tano on.
Denggan ma au marpangalaho pasangap goar-Mi tongtong.
Sai tiruonku ma pambaen-Mu mangkaholongi dongan i.
Seahononku ma diringku maniru Ho, o Tuhanki!

Hatiku berterimakasih pada-Mu Yesus, Tuhanku!
Dosaku sudah Kau lunasi di dalam kematian-Mu.
Terhindar dari kematian hanya berkat anug’rah-Mu.
Terpujilah nama-Mu, Tuhan, sepanjang masa hidupku!

Jadikanlah aku milik-Mu selama ada nafasku.
Perangai dan kelakuanku akan memuji nama-Mu.
Kutirulah perbuatan-Mu yaitu kasih setia-Mu.
Kusangkal jugalah diriku mengikut Kau, ya Tuhanku!

BACAAN PAGI: Zakaria 1:1-6
BACAAN MALAM: 1 Yohanes 3:11-18

Roma 7:6
“Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.”

Perilaku manusia sangat kuat dipengaruhi oleh kehidupan religiusitas dan keberagamaan. Ada begitu banyak tipe dan pola keberagamaan palsu yang mempertuhankan pikiran sendiri atau yang sama sekali tidak bertuhan. Para penganutnya melakukan pemujaan dan pengkultusan objek atau pribadi tertentu bahkan berbuat hal fatal yang tidak masuk akal. Dalam konteks budaya pertanian (agrikultur) ada “agama alam” yang berorientasi seksual sebagai wujud pemujaan dewa kesuburan. Kemudian lahir “agama langit” yang sangat kuat berorientasi pada wahyu dan pemujaan hukum tertulis dengan peran Kitab Suci. Dampak dari keberagamaan sedemikian, manusia tidak lagi memiliki kebebasan dan tidak mampu berefleksi menyelami akar dan sumber dari sebuah realita untuk memaknai kehidupan. Akhirnya agama jadi berorientasi kematian dan penuh ketakutan yang mengancam kehidupan. Itulah hidup beragama tanpa roh.

Keberagamaan seperti itu telah memenjarakan bangsa-bangsa pada umumnya, juga Israel oleh Hukum Taurat Musa. Pola beragama seperti itu memperbudak, mengurung dan membunuh kemanusiaan. Yesus datang membebaskan kita dari pola beragama seperti itu dan mengembalikan Roh bagi kehidupan yang benar. Tetapi Dia ditolak bahkan dibunuh oleh mereka yang telah menikmati hidup mapan dengan kepalsuan agama. Itulah konsekuensi dari menyatakan kebenaran demi membebaskan manusia dari agama legalis dan tanpa roh. Itu adalah kekejian dan tidak mengenal kasih, sehingga mampu menertawakan korban dari caranya beragama. Lihatlah di komunitas kita. Sebab di antara kita pun itu acap terjadi. Karena itu “Ikutlah Yesus!” Bukan penguasa. Amin!

DOA: 🙏
“Hindarkanlah kami dari beragama tanpa Roh-Mu, ya Yesus, yang berorientasi pada hukum, kuasa dan nikmat materi. Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...