RABU, 8 JULI 2020
“Korosi iman”
BE. 272:1-2 “Sai Tole, Tole Ro Sude” (Hai, Mari Ikut Tuhanmu)
Sai tole, tole ro sude, ihuthon Jesus i!
Marhohos hasintongan be di paraloan i.
Mandera silang i, partogi Tuhan i.
Sarune pe mangkuling do, sai tole, tole ro.
Pangansi do musunta i, sai songon na burju.
Hape gok sipaoto i, sitolon na tutu.
Diela hita be mambaen na so ture.
Mangago daging tondi pe, dungo tajaga be.
Hai mari ikut Tuhanmu, hai mari masuk p’rang!
Pakai pedang rohanimu, engkau pasti menang.
Kibarkan panji-Nya, Tuhan pemimpinnya.
Dengar nafiri bergema, hai mari bangkitlah!
Musuhmu licik padamu, banyak muslihatnya.
Berlaku baik merayumu, munafik hatinya.
Lembut godaannya agar kau tercela.
Mencelakakan dirimu, maka siagalah!
BACAAN PAGI: Kejadian 29:31-35
BACAAN MALAM: Yohanes 13:21-30
Yeremia 13:1
Beginilah firman TUHAN kepadaku: “Pergilah membeli ikat pinggang lenan, ikatkanlah itu pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air.”
Kenabian dalam PL selalu diiringi tindakan-tindakan simbolis sebagai bahasa sederhana untuk menjelaskan pikiran dan firman Tuhan yang disampaikan oleh seorang nabi. Namun itu hanya dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang-orang yang lurus hati dan membuka mata. Bagi orang-orang yang hati kotor dan bocor mulut tidak akan peduli dan justru mencela walau sudah mengerti. Demikianlah Tuhan memerintahkan Yeremia untuk menegor dan memperingatkan bangsa Israel dengan keras agar dapat sadar bahwa sesungguhnya mereka tidak berarti di hadapan Tuhan. Meski pun mereka begitu bangga diri dengan status sebagai umat pilihan namun Tuhan tidak dapat berkompromi dengan kejahatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Itulah makna simbolis yang dilakukan oleh nabi Yeremia membeli ikat pinggang lenan yang indah dan sangat mahal harganya. Itu dililitkannya menjadi ikat pinggang sebagai simbolisasi lekatnya Israel di pinggang Allah sebagai hiasan kebanggaan-Nya. Kain lenan tidak perlu dicuci sebab justru mudah lapuk bila terkena air. Itulah yang terjadi ketika ikat pinggang itu disimpan oleh Yeremia di celah-celah bukit batu di tepi sungai Efrat. Kain lenan itu terkena air pasang-surut dan segera lapuk dan tak berguna sama sekali.
Demikianlah kita juga sebagai Gereja dan orang-orang Kristen yang adalah umat pilihan Tuhan di tengah-tengah dunia ini. Oleh kesadaran dan iman kita akan pemeliharaan dan pilihan Allah di dalam Yesus Kristus, kita telah begitu diistimewakan Allah menjadi kaum imam yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan. (1 Ptr 2:9) Bila kita sungguh menyadari hal ini, tidak ada keajaiban yang pernah terjadi di alam semesta raya ini melebihi hal tersebut. Bahkan jauh melebihi ikat pinggang lenan yang dimiliki oleh nabi Yeremia dalam nas kita hari ini. Namun ketika itu disimpan di celah-celah batu dan tidak digunakan sebagaimana mestinya, keindahannya tidak tampak dan bahkan segera lapuk dan rusak, tak berguna sama sekali. Justru ketika kita bersembunyi itulah kebesaran Tuhan dan keindahan umat pilihan Tuhan segera lapuk dan tak lagi berguna. Itulah kita sebagai Gereja dan umat pilihan Tuhan. Supaya tidak demikian, kita harus mau dipakai Allah menyuarakan kenabian. Jangan bungkam dan bersembunyi. Tetapi suarakanlah kebenaran dan “Ikutlah Yesus!” Amin!
Doa: 🙏
“Hindarkanlah kami dari kerusakan dan korosi iman sebagai pengikut-Mu, ya Kristus. Pakai kami jadi alat menyuarakan kebenaran-Mu. Amin!”
Sabtu, 11 Juli 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TUHAN DITINGGIKAN
SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...
-
KAMIS, 9 JULI 2020 “Memenggal kepala” BE. 701:1+3 “Tu Ho Do Au Marpadan” (Pada-Mu ‘Ku Berjanji) Tu Ho do au marpadan, o Jesus, T...
-
SELASA, 7 JULI 2020 “Celakalah engkau!” BE. 399:1-2 “Unang Tarlalap Di Hata” (Janganlah Engkau Terlena) Unang tarlalap di hata, ...
-
JUMAT, 10 JULI 2020 “Bermegah bagi Allah” BE. 790:1+3 “Marlas Roha Ma Hamu” (Berbahagialah Kamu) Marlas roha ma hamu di bagasan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar