Sabtu, 11 Juli 2020

BERMEGAH BAGI ALLAH

JUMAT, 10 JULI 2020

“Bermegah bagi Allah”


BE. 790:1+3 “Marlas Roha Ma Hamu” (Berbahagialah Kamu)

Marlas roha ma hamu di bagasan Jesus.
Na pasonangkon hamu, Jesus Kristus, Tuhanmu,
Jonok do di lambungmu.

Pabotohon ma burju nang habasaronmu,
Tu saluhut donganmu na manaon na porsuk.
Arahon ma tu Jesus.

Berbahagialah kamu dalam Tuhan Yesus,
Sumber sukacitamu yang s’lalu bersamamu.
Tuhan memberkatimu!

Saksikanlah imanmu dengan perbuatan,
Bagi semua sobatmu yang sengsara dan lemah.
B’ritakan Injil Kristus!

BACAAN PAGI: Yesaya 48:6-11
BACAAN MALAM: Lukas 14:15-21

Roma 15:17
“Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.”

Paulus seorang rasul Yesus Kristus yang paling bermegah dengan karya pelayanannya. Hasil penginjilan yang dilakukannya telah mendirikan banyak jemaat di seluruh wilayah kekaisaran Romawi yang sangat luas. Namun bukan itu yang ia banggakan dan membuatnya bermegah, melainkan semata-mata rasa syukur dan sukacitanya yang tak terhingga. Ia bermegah di dalam Tuhan oleh karena boleh menderita bagi Tuhan Yesus. Ia sadar siapa dirinya sebelum mengenal Tuhan Yesus. Lebih tepatnya, sebelum ia ditangkap oleh Tuhan Yesus. Justru dialah tokoh di balik penganiayaan para pengikut Yesus dan pembunuhan Stefanus. (Kis PR 7:54 – 8:1a) Dalam perjalanannya menuju Damaskus dengan tujuan hendak menganiaya orang-orang Kristen, ia ditangkap oleh Tuhan Yesus dan bertobat. Sejak itulah dia berganti nama dari Saulus si penganiaya menjadi Paulus si pejuang kekristenan. Selanjutnya, perjalanan hidup dan pengalaman Paulus justru menjadi bagian penting Alkitab, Kitab Suci yang kita yakini sebagai firman Tuhan. Bayangkan, betapa luar biasanya karya hidup seorang Paulus! Itulah kemegahan seorang percaya.

Bagaimana dengan kita, orang-orang Kristen dan gereja masa kini? Coba perhatikan dan amati! Apakah masih ada orang-orang yang bermegah seperti Paulus di tengah-tengah kita? Apakah kemegahan yang terlihat di dalam pola hidup kekristenan kita sebagai gereja? Cenderung kemegahan kita adalah karena gedung gerejanya yang besar dan segala asesoris yang menghiasinya. Begitu pula halnya dengan para pelayan dan aktivisnya. Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta! Karena banyak uangnya maka para hamba Tuhan justru berlomba-lomba lalu menjadi hamba uang dan mencari uang bahkan nikmat dunia. Bukan lagi mencari jiwa. Motifnya jauh melenceng dari kemegahan gereja yang seharusnya. Belum lagi dengan santernya kasus-kasus pelecehan seksual dan kepemilikan harta kekayaan para hamba Tuhan. Sungguh, inikah kemegahan yang dimaksudkan oleh Paulus? Tentu bukan! Karena itu, saatnya kini kita dan persekutuan gereja yang sudah melenceng harus segera sadar dan mereformasi diri. Inilah prinsip tokoh reformasi gereja, Martin Luther: “Ecclesia reformata semper reformanda est!” Gereja reformasi harus senantiasa mereformasi dirinya sendiri. Inilah panggilan iman dan tugas kita bersama. Jangan mau dibungkam! Mari bangkit mereformasi diri dan gereja kita. “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Jadikanlah kami Paulus-paulus masa kini yang bermegah karena boleh menderita bagi Injil oleh anugerah kasih-Mu, ya Yesus. Bangkitkan gereja-Mu untuk mereformasi diri. Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...