Senin, 29 Juni 2020

MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA

MINGGU III SETELAH TRINITATIS – 28 JUNI 2020

“Membangun keluarga bahagia”


BE. 159:1-2 “Martua Dongan Angka Na” (Berbahagia Tiap Rumahtangga)

Martua dongan angka na sabagas, na mardonganhon Tuhan Jesus i.
Na mangoloi Ibana mansai ringgas, na so marholang tangiangna i.
Tongtong holong roha-Na di Ibana, manungkun lomo ni roha-Na i.
Huhut tongtong marguru tu hata-Na, dibaen sandok pangalahona i.

Martua baoa dohot inaina sisadaroha mida Jesus i.
Na rap marholong roha di Tuhanna marsaulihon hatuaon i.
Na sahat sian asi ni roha-Na tu halak na porsea sasude.
I do dibaen nasida haposanna manang beha parsorionna pe.

Berbahagia tiap rumah tangga di mana Yesuslah sahabatnya.
Dan bergemar berbakti kepada-Nya, s’lalu tekun di dalam doanya.
Mereka s’lalu mengasihi Dia dan suka melakukan p’rintah-Nya.
Pikiran, kata dan perbuatannya tetap sesuai dengan firman-Nya.

Berbahagia su-ami dan istri hidup sehati dalam kasih-Nya.
Satu harapan, iman yang sejati di dalam Yesus Kristus, Tuhannya.
Memohon berkat Tuhan tiap hari yang diberikan dengan limpahnya.
Betapa sulit pun jalan hidupnya, mereka setia pada Tuhannya.

EVANGELIUM: Amsal 8:32 – 9:6
EPISTEL: 1 Petrus 2:1-3

Rumahtangga adalah “lembaga” pertama di dunia. Bukan hanya yang pertama, bahkan yang terutama karena didirikan atas dasar perintah Allah. Ikatan tersebut oleh Allah sendiri di antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Lalu mereka itu diberkati Allah. Perintah Allah kepada mereka adalah beranakcucu dan bertambah banyak untuk memenuhi bumi dan menaklukkannya. Juga supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dan burung-burung dan segala binatang. (Kej 1:26-28) Namun seiring berjalannya waktu, perubahan besar terjadi, terutama setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Apa yang telah dibangun dan direncanakan Allah atas dua insan manusia yang berbeda jenis kelamin itu cenderung dan sangat rentan terkena imbas dosa. Lembaga yang semula terikat dalam kekudusan Allah, kini penuh ancaman dan lika-liku dosa. Atas kenyataan tersebutlah maka kita membutuhkan hikmat yang dari Allah agar dapat melalui semua dan tercapainya tujuan sebagaimana dimaksudkan Allah, yakni berbahagia.

Itulah yang ditawarkan Allah dan orang berhikmat yang telah mengalami dan menjalani realita rumahtangga pasca Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Siapa yang menerima didikan hikmat akan berbahagia. Sebaliknya mereka yang tidak mendapatkan dan membenci hikmat akan rugi bahkan binasa. Hikmat itu berseru-seru dan selalu menunggu di depan pintu, menjaga tiang pintu gerbang. Demikianlah mestinya orang beriman dalam rumahtangga. Setiap insan manusia yang hidup bersama, terutama dalam satu bahtera bernama rumahtangga, masing-masing harus berhikmat. Itu datangnya dari Tuhan. Hikmat itu adalah milik Tuhan. Bahkan ia adalah representasi Tuhan sendiri, dan sudah ada bersama-sama dengan Tuhan pada saat penciptaan manusia. Inilah tantangan bagi gereja hari-hari terakhir ini: kudusnya hidup rumahtangga. Untuk itu, milikilah hikmat dan “Ikutlah Yesus!” Amin!

DOA: 🙏
“Berilah kami hikmat-Mu dalam rumahtangga, ya Yesus. Engkaulah Sumber hikmat dan kebahagiaan keluarga. Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...