Minggu, 14 Juni 2020

JAUHILAH KETAMAKAN

MINGGU I SETELAH TRINITATIS – 14 JUNI 2020

“Jauhilah ketamakan”


BE. 730:1-2 “Sai Patau Ma Diringku” (Berdayakan Diriku)

Sai patau ma diringku, ale Tuhan; papatarhon hinauli-Mi, Tuhan!
Suru ma tondi-Mi saor tu rohangki, lao papatar holong-Mu tu donganki.

Sai patau ma diringku, ale Tuhan, papatarhon hinauli-Mi, Tuhan!
Suru ma Tondi-Mi saor tu rohangki, patariparhon basaM tu donganki.

Berdayakan diriku, ya Tuhanku; memancarkan keindahan kasih-Mu.
Bagi sesamaku oleh Roh Kudus-Mu; dari hatiku terpancar kasih-Mu.

Berdayakan diriku, ya Tuhanku; memancarkan keindahan rahmat-Mu.
Oleh Roh Kudus-Mu nyatalah rahmat-Mu dari hatiku terpancar rahmat-Mu.

EVANGELIUM: Lukas 12:13-21
EPISTEL: Amsal 22:22-29

Yesus diminta seseorang bantuan untuk pembagian harta warisan dengan saudaranya. Tentulah bila itu disampaikan kepada kita saat ini menandakan kita orang yang mendapatkan simpati dan dipercaya sebagai seorang jujur dan rohani. Namun dengan tegas Yesus justru menegor orang itu. Lalu Ia mengajar orang banyak dengan perumpamaan agar jangan bodoh dan menjadi orang tamak, karena sangat merusak.
Ketamakan adalah sama dengan penyembahan berhala. Sebab orang tamak akan menumpuk harta untuk kenikmatan dan tidak akan pernah terpuaskan. Bahkan semakin rakus dan melakukan segala bentuk kejahatan lainnya tanpa belaskasihan. Ia memuja nafsu dengan benda yang ia dapatkan. Ia gila jabatan dan mencari popularitas diri untuk status sosial. Ia akan memakai segala kesempatan dan mampu menciptakan situasi agar semua orang memuja-muji dirinya. Bahkan ia membuat dirinya menjadi sama seperti Tuhan sendiri tanpa rasa bersalah. Para hamba Tuhan sangat rentan dan mudah sekali memosisikan diri seperti ini. Sebab memang ada punya potensi besar untuk itu.

Nas khotbah Minggu ini adalah peringatan Tuhan Yesus kepada semua kita, secara khusus selaku warga komunitas agama, apalagi di gereja. Sebab status jabatan “rohani” adalah potensi kemudahan untuk dipercaya. Ini merupakan lahan subur untuk nafsu berkuasa dengan menyembunyikan niat kotor di dalam pikiran dan hati. Dengan bertopengkan jubah dan status rohani mudah sekali orang terkecoh dan menutupi kebusukan hati. Dosa pun akhirnya dibiarkan bahkan dibenarkan, karena semua orang akan percaya dengan kata-kata berpoleskan kasih. Inilah yang melanda banyak gereja, di mana para hamba Tuhan telah terjerumus pada pola hidup hedonis bahkan diperbudak nafsu. Jika terjadi konflik di tengah-tengah komunitas gereja, coba amati dan berdoalah sungguh-sungguh. Renungkan dan sadarilah, di manakah posisi kita ketika hal itu terjadi? “Ikutlah Yesus!” Amin!

DOA: 🙏
“Sadarkanlah kami akan kebodohan dan segala nafsu ketamakan yang ada di tengah-tengah kami, ya Tuhan. Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...