KAMIS, 28 MEI 2020
“Roh kebangkitan”
BE. 471:3-4 “Hupillit Jesus Donganki” (Kupilih Yesus Sobatku)
Rohangku baen inganan-Mi, patiur ma langkangku.
Huhatindangkon ma disi: Ho Jesus, Palitongku!
Di Ho ngolungku, ro di ajalhu, Jesus di Ho au, mate, mangolu.
Di Ho ngolungku, ro di ajalhu, Jesus di Ho au, mate, mangolu.
Mangkophop goar-Mi dison, sai i las ni rohangku.
Dung sahat au di surgo i, sai tong do dohononku:
“Jesus ngolungku, hatuaonku, Jesus di Ho au, nasa diringku!
Jesus ngolungku, hatuaonku, sangap di Ho, Jesusku, Tuhanku!”
Jadikan aku rumah-Mu, sinarilah hidupku.
Aku bersaksi selalu, Engkaulah pelitaku.
Aku milik-Mu sampai ajalku, hidup matiku ada pada-Mu!
Aku milik-Mu sampai ajalku, hidup matiku ada pada-Mu!
‘Ku pikul salib kar’na-Mu, itulah bahagiaku.
Dan nanti ‘ku bersama-Mu, inilah nyanyianku.
Yesus hidupku, bahagiaku; aku milik-Mu, jiwa ragaku.
Yesus hidupku, bahagiaku, terpujilah Kau, Yesus, Tuhanku!
BACAAN PAGI: Keluaran 19:1-9a
BACAAN MALAM: Kisah PR 2:1-11
2 Korintus 5:5
“Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.”
Kematian merupakan rahasia yang menjadi penyebab utama bagi manusia untuk beragama. Setiap Agama memberikan jawaban menurut versinya masing-masing. Atas hal itu Alkitab memberi jawaban sebagaimana disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat Korintus dalam nas hari ini. Dijelaskannya dua kemanusiaan kita seperti kemah yang kita tempati dan pakaian yang kita kenakan. Ada yang fana dan ada yang kekal. Pada saatnya kita harus tinggalkan kemah yang sementara untuk menempati rumah yang kekal. Untuk mengenakan pakaian yang baru kita harus menanggalkan pakaian yang lama. Tuhan sendiri telah mempersiapkan bagi kita rumah atau pakaian yang baru, yang tidak akan rusak lagi. Roh Kudus diberikan Allah sebagai garansi atau jaminan bagi kita selama kita di dunia ini. Karena itu kita tidak tawar hati bila saatnya tiba meninggalkan yang fana ini. Sebaliknya dengan rindu dan sukacita kita ingin segera mengenakan yang baru.
Metafora kemah dan pakaian untuk menggambarkan kehidupan di dunia ini menyadarkan kita akan kesementaraan hidup di dunia ini dengan berbagai kelemahan mau pun kerusakan yang secara alamiah pasti terjadi. Karenanya tidak akan bertahan lama. Itu harus dilepas dan ditinggalkan untuk mengenakan yang baru dan kekal. Kematian adalah “momen” bagi kita melepaskan yang lama. Sorga adalah tujuan kita. Namun selama kita masih menempati kemah dan mengenakan pakaian duniawi ini, tetaplah menjadikan sorga sebagai gairah bagi kita untuk mengakhiri proses perjalanan dengan baik dan penuh semangat. Bukan sebaliknya dengan takut dan ketidak-pastian. Yesus setelah kebangkitan-Nya mengenakan tubuh rohani yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Demikian jugalah kita kelak setelah dibangkitkan. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!
DOA: 🙏
“Hidupkan kami oleh Roh-Mu selama di dunia ini, ya Yesus. Bebaskan kami dari rasa takut menghadapi kematian. Amin!”
Kamis, 28 Mei 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TUHAN DITINGGIKAN
SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...
-
SELASA, 7 JULI 2020 “Celakalah engkau!” BE. 399:1-2 “Unang Tarlalap Di Hata” (Janganlah Engkau Terlena) Unang tarlalap di hata, ...
-
KAMIS, 9 JULI 2020 “Memenggal kepala” BE. 701:1+3 “Tu Ho Do Au Marpadan” (Pada-Mu ‘Ku Berjanji) Tu Ho do au marpadan, o Jesus, T...
-
JUMAT, 10 JULI 2020 “Bermegah bagi Allah” BE. 790:1+3 “Marlas Roha Ma Hamu” (Berbahagialah Kamu) Marlas roha ma hamu di bagasan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar