Sabtu, 11 Juli 2020

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020

“Tuhan ditinggikan”


BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku)

Sai palua ma rohangku, sian na di tano on.
Asa Ho hangoluanku dohot hasonangankon.
Beta hita tu Ibana, tabege hata-Na i.
Holong situtu roha-Na, patut oloanta i.

Sangkap nang pangidoanta, dohot na tahirim pe.
Ro di angka pingkiranta di Tuhanta ma sude.
Tapararat ma hata-Na tu na so porsea i.
Atik saut dope mardame angka na manjua i.

Selamatkanlah diriku dari kuasa dunia.
Engkaulah kehidupanku yang memb’riku bahagia.
Aku mengajak umat-Mu mendengarkan Firman-Mu.
Untuk mengenal kasih-Mu serta taat pada-Mu.

Hasrat dan harapan kita, permohonan semua,
Serahkanlah pada Tuhan, Dia menentukannya.
Beritakanlah Firman-Nya bagi s’luruh umat-Nya.
Agar semua manusia hidup damai dan benar.

BACAAN PAGI: Yesaya 52:1-6
BACAAN MALAM: Yohanes 12:44-50

Yesaya 2:11
“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang mahatinggi pada hari ini.”

Israel dibuang Tuhan sebagai hukuman atas dosa kejahatan yang sangat menyakiti hati Tuhan. Sebagai umat pilihan dan milik Tuhan, mereka melakukan tenung dan sihir yang terlalu banyak serta sujud menyembah berhala-berhala buatan tangan sendiri berupa emas, perak dan bermacam harta benda serta kekuatan senjata perang. Dengan semua itu mereka telah merendahkan martabat kemanusiaan sebagai bangsa pilihan Tuhan bahkan menghinakan Tuhan sendiri. Karena itu murka Tuhan bangkit dan tidak tertahankan lagi. (Ay 6-10) Dengan kedahsyatan dan semarak kemegahan-Nya, kemarahan Tuhan melanda semua mereka, manusia sombong dan angkuh. Tuhan sendiri akan menundukkan dan merendahkan mereka. Itulah nubuatan yang disampaikan nabi Yesaya dalam nas hari ini. Mereka akan direndahkan Tuhan karena kesombongan, dan ditundukkan Tuhan karena keangkuhan. Sebab hanya Tuhanlah Yang Mahatinggi dan yang harus ditinggikan.

Demikian jugalah halnya dengan kita. Selaku orang Kristen, kita adalah milik kepunyaan Tuhan, kaum "yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (1 Ptr 2:9) Kita juga adalah garam dunia. Jika garam tidak lagi asin, tidak ada lagi gunanya dan akan dibuang bahkan diinjak orang. (Mat 5:13) Apa yang dikatakan Yesus dan rasul Petrus ini sejalan dengan yang diperingatkan nabi Yesaya. Di hadapan Tuhan, orang yang mengadakan tenung dan sihir serta tunduk menyembah kepada berhala telah merendahkan martabat manusia dan sekaligus penghinaan kepada Tuhan. Sebab Tuhan telah menciptakan kita dengan kemuliaan-Nya sendiri sebagai gambar dan rupa Allah. Di dalam Yesus, kita telah dijadikan bangsa yang kudus. Kesombongan dan keangkuhan laksana garam yang telah menjadi tawar yang akan dibuang dan diinjak-injak orang. Karena itu, selaku umat pilihan dan kepunyaan Tuhan gereja harus menjadi teladan dan contoh dalam perilaku, agar Tuhan ditinggikan. Sebab gereja adalah persekutuan kudus: Tubuh Kristus. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Jauhkan kami dari kesombongan dan keangkuhan yang mengundang murka-Mu, ya Allah. Hanya Engkau sajalah yang kami tinggikan dan sembah di dalam Yesus. Amin!”

BERMEGAH BAGI ALLAH

JUMAT, 10 JULI 2020

“Bermegah bagi Allah”


BE. 790:1+3 “Marlas Roha Ma Hamu” (Berbahagialah Kamu)

Marlas roha ma hamu di bagasan Jesus.
Na pasonangkon hamu, Jesus Kristus, Tuhanmu,
Jonok do di lambungmu.

Pabotohon ma burju nang habasaronmu,
Tu saluhut donganmu na manaon na porsuk.
Arahon ma tu Jesus.

Berbahagialah kamu dalam Tuhan Yesus,
Sumber sukacitamu yang s’lalu bersamamu.
Tuhan memberkatimu!

Saksikanlah imanmu dengan perbuatan,
Bagi semua sobatmu yang sengsara dan lemah.
B’ritakan Injil Kristus!

BACAAN PAGI: Yesaya 48:6-11
BACAAN MALAM: Lukas 14:15-21

Roma 15:17
“Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.”

Paulus seorang rasul Yesus Kristus yang paling bermegah dengan karya pelayanannya. Hasil penginjilan yang dilakukannya telah mendirikan banyak jemaat di seluruh wilayah kekaisaran Romawi yang sangat luas. Namun bukan itu yang ia banggakan dan membuatnya bermegah, melainkan semata-mata rasa syukur dan sukacitanya yang tak terhingga. Ia bermegah di dalam Tuhan oleh karena boleh menderita bagi Tuhan Yesus. Ia sadar siapa dirinya sebelum mengenal Tuhan Yesus. Lebih tepatnya, sebelum ia ditangkap oleh Tuhan Yesus. Justru dialah tokoh di balik penganiayaan para pengikut Yesus dan pembunuhan Stefanus. (Kis PR 7:54 – 8:1a) Dalam perjalanannya menuju Damaskus dengan tujuan hendak menganiaya orang-orang Kristen, ia ditangkap oleh Tuhan Yesus dan bertobat. Sejak itulah dia berganti nama dari Saulus si penganiaya menjadi Paulus si pejuang kekristenan. Selanjutnya, perjalanan hidup dan pengalaman Paulus justru menjadi bagian penting Alkitab, Kitab Suci yang kita yakini sebagai firman Tuhan. Bayangkan, betapa luar biasanya karya hidup seorang Paulus! Itulah kemegahan seorang percaya.

Bagaimana dengan kita, orang-orang Kristen dan gereja masa kini? Coba perhatikan dan amati! Apakah masih ada orang-orang yang bermegah seperti Paulus di tengah-tengah kita? Apakah kemegahan yang terlihat di dalam pola hidup kekristenan kita sebagai gereja? Cenderung kemegahan kita adalah karena gedung gerejanya yang besar dan segala asesoris yang menghiasinya. Begitu pula halnya dengan para pelayan dan aktivisnya. Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta! Karena banyak uangnya maka para hamba Tuhan justru berlomba-lomba lalu menjadi hamba uang dan mencari uang bahkan nikmat dunia. Bukan lagi mencari jiwa. Motifnya jauh melenceng dari kemegahan gereja yang seharusnya. Belum lagi dengan santernya kasus-kasus pelecehan seksual dan kepemilikan harta kekayaan para hamba Tuhan. Sungguh, inikah kemegahan yang dimaksudkan oleh Paulus? Tentu bukan! Karena itu, saatnya kini kita dan persekutuan gereja yang sudah melenceng harus segera sadar dan mereformasi diri. Inilah prinsip tokoh reformasi gereja, Martin Luther: “Ecclesia reformata semper reformanda est!” Gereja reformasi harus senantiasa mereformasi dirinya sendiri. Inilah panggilan iman dan tugas kita bersama. Jangan mau dibungkam! Mari bangkit mereformasi diri dan gereja kita. “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Jadikanlah kami Paulus-paulus masa kini yang bermegah karena boleh menderita bagi Injil oleh anugerah kasih-Mu, ya Yesus. Bangkitkan gereja-Mu untuk mereformasi diri. Amin!”

MEMENGGAL KEPALA

KAMIS, 9 JULI 2020

“Memenggal kepala”

BE. 701:1+3 “Tu Ho Do Au Marpadan” (Pada-Mu ‘Ku Berjanji)


Tu Ho do au marpadan, o Jesus, Tuhanki,
Asa burju haposan, au di adopan-Mi!
Sai Ho ma mandongani au di ulaonki.
Ajari, pargogoi ma au di dalanki.

Padan-Mu, ale Jesus, tu angka ruas-Mi,
Luhut do toguon-Mu tu hasangapon-Mi!
Padanku pe, o Jesus, satia au tu Ho,
Sai pargogoi ma ahu lao mangihuthon Ho!

Pada-Mu ‘ku berjanji, ya Yesus, Tuhanku!
‘Ku ‘kan tetap setia dan melayani-Mu.
Di dalam pergumulan tak takut hatiku,
Kar’na Kau besertaku, pelindung hidupku.

Ya Yesus, Kau berjanji kepada umat-Mu!
Semua ‘kan Kau bawa ke Surga, rumah-Mu.
Dan aku pun berjanji setia pada-Mu.
Berilah kekuatan t’rus mengikuti-Mu!

BACAAN PAGI: Keluaran 3:1-6
BACAAN MALAM: Roma 2:12-16

Matius 14:10
“Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara.”

Herodes adalah raja “boneka” yang diangkat oleh Kaisar Romawi bagi orang Yahudi di Palestina. Herodes Antipas diangkat memerintah wilayah Galilea (4-39) menggantikan ayahnya, Herodes Agung. Ia menikahi Herodias, bekas istri adiknya, Filipus, yang menurut adat keyahudian dilarang. Atas hal itu, Yohanes Pembaptis menegor dia. Herodes tersinggung, lalu mencari-cari kesalahan Yohanes untuk memenjarakannya. Ketika ia mengadakan jamuan bagi tamu-tamu terhormat undangannya di istana, putri Herodias menari di hadapan para tamu terhormat yang membuatnya bangga. Dengan besar hati, ia menawarkan kepadanya permintaan apa saja sebagai hadiah. Atas saran Herodias, putrinya meminta kepala Yohanes Pembaptis. Dengan berat hati dan terpaksa, demi harga diri, Herodes melakukannya di hadapan para tamu undangannya.

Pesta semacam itu acapkali juga terjadi di tengah-tengah kita. Kekuasaan dan jabatan yang kita miliki kita gunakan melakukan penyewengan bahkan berbagai kejahatan amoral. Bisa saja diumpankan oleh orang-orang terdekat. Mungkin semula kita melakukannya dengan terpaksa, bukan karena memang tabiat jahat di dalam hati kita. Bahkan sering juga dendam kesumat orang lain memperalat kita dengan jebakan yang serba rapi sehingga semua tertutupi. Akibatnya kejahatan dan perilaku amoral sudah menjadi kebiasaan dan “rahasia umum” yang tidak lagi dibahas apalagi dipikiri oleh semua pihak. Demikianlah banyaknya kaum berjubah terjerumus dalam dosa seksual dan bermain uang dengan menyalahgunakan kekuasaan dalam jabatan-jabatan gerejani. Akibatnya, sendi-sendi utama standar gereja yang benar dan kudus (seperti RPP HKBP) menjadi kabur bahkan dihilangkan, karena tidak lagi ada tindakan tegas atas pelanggaran. Akhirnya semua orang saling menutupi segala dosa dan kejahatan bahkan memenggal kepala orang-orang kudus Tuhan seperti Yohanes sebagai tumbal. Bila hal seperti ini tidak kita tolak dan perangi, maka kehancuran gereja telah terjadi. Nas firman Tuhan hari ini mengingatkan kita, agar kemurnian gereja sebagai tubuh Kristus tetap terjaga, kita harus aktif saling mengamati dan melakukan reformasi iman di tengah-tengah jemaat kita masing-masing. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Tanamkanlah di dalam batin kami rasa takut melakukan dosa, ya Yesus; dan jauhkan kami dari melakukan tumbal yang memenggal kepala orang-orang kudus, jemaat-Mu. Amin!”

KOROSI IMAN

RABU, 8 JULI 2020

“Korosi iman”


BE. 272:1-2 “Sai Tole, Tole Ro Sude” (Hai, Mari Ikut Tuhanmu)

Sai tole, tole ro sude, ihuthon Jesus i!
Marhohos hasintongan be di paraloan i.
Mandera silang i, partogi Tuhan i.
Sarune pe mangkuling do, sai tole, tole ro.

Pangansi do musunta i, sai songon na burju.
Hape gok sipaoto i, sitolon na tutu.
Diela hita be mambaen na so ture.
Mangago daging tondi pe, dungo tajaga be.

Hai mari ikut Tuhanmu, hai mari masuk p’rang!
Pakai pedang rohanimu, engkau pasti menang.
Kibarkan panji-Nya, Tuhan pemimpinnya.
Dengar nafiri bergema, hai mari bangkitlah!

Musuhmu licik padamu, banyak muslihatnya.
Berlaku baik merayumu, munafik hatinya.
Lembut godaannya agar kau tercela.
Mencelakakan dirimu, maka siagalah!

BACAAN PAGI: Kejadian 29:31-35
BACAAN MALAM: Yohanes 13:21-30

Yeremia 13:1
Beginilah firman TUHAN kepadaku: “Pergilah membeli ikat pinggang lenan, ikatkanlah itu pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air.”

Kenabian dalam PL selalu diiringi tindakan-tindakan simbolis sebagai bahasa sederhana untuk menjelaskan pikiran dan firman Tuhan yang disampaikan oleh seorang nabi. Namun itu hanya dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang-orang yang lurus hati dan membuka mata. Bagi orang-orang yang hati kotor dan bocor mulut tidak akan peduli dan justru mencela walau sudah mengerti. Demikianlah Tuhan memerintahkan Yeremia untuk menegor dan memperingatkan bangsa Israel dengan keras agar dapat sadar bahwa sesungguhnya mereka tidak berarti di hadapan Tuhan. Meski pun mereka begitu bangga diri dengan status sebagai umat pilihan namun Tuhan tidak dapat berkompromi dengan kejahatan dan pelanggaran yang mereka lakukan. Itulah makna simbolis yang dilakukan oleh nabi Yeremia membeli ikat pinggang lenan yang indah dan sangat mahal harganya. Itu dililitkannya menjadi ikat pinggang sebagai simbolisasi lekatnya Israel di pinggang Allah sebagai hiasan kebanggaan-Nya. Kain lenan tidak perlu dicuci sebab justru mudah lapuk bila terkena air. Itulah yang terjadi ketika ikat pinggang itu disimpan oleh Yeremia di celah-celah bukit batu di tepi sungai Efrat. Kain lenan itu terkena air pasang-surut dan segera lapuk dan tak berguna sama sekali.

Demikianlah kita juga sebagai Gereja dan orang-orang Kristen yang adalah umat pilihan Tuhan di tengah-tengah dunia ini. Oleh kesadaran dan iman kita akan pemeliharaan dan pilihan Allah di dalam Yesus Kristus, kita telah begitu diistimewakan Allah menjadi kaum imam yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan. (1 Ptr 2:9) Bila kita sungguh menyadari hal ini, tidak ada keajaiban yang pernah terjadi di alam semesta raya ini melebihi hal tersebut. Bahkan jauh melebihi ikat pinggang lenan yang dimiliki oleh nabi Yeremia dalam nas kita hari ini. Namun ketika itu disimpan di celah-celah batu dan tidak digunakan sebagaimana mestinya, keindahannya tidak tampak dan bahkan segera lapuk dan rusak, tak berguna sama sekali. Justru ketika kita bersembunyi itulah kebesaran Tuhan dan keindahan umat pilihan Tuhan segera lapuk dan tak lagi berguna. Itulah kita sebagai Gereja dan umat pilihan Tuhan. Supaya tidak demikian, kita harus mau dipakai Allah menyuarakan kenabian. Jangan bungkam dan bersembunyi. Tetapi suarakanlah kebenaran dan “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Hindarkanlah kami dari kerusakan dan korosi iman sebagai pengikut-Mu, ya Kristus. Pakai kami jadi alat menyuarakan kebenaran-Mu. Amin!”

Selasa, 07 Juli 2020

CELAKALAH ENGKAU

SELASA, 7 JULI 2020

“Celakalah engkau!”


BE. 399:1-2 “Unang Tarlalap Di Hata” (Janganlah Engkau Terlena)

Unang tarlalap di hata, tulus sigop jambarmi.
Ndang dapot ho hasonangan molo godang sabatmi.
I pe tostosi luhutna na manggugai rohami.
Arta na godang nang sangap, sabat na jorbut do i.
Unang tarlalap di hata, tulus sigop jambarmi.
Ndang dapot ho hasonangan, molo godang sabatmi.

Unang lilian di dalan, tuju tongtong surgo i.
Ai naung rade do inganan dibaen Tuhanta disi.
Unang bonsa rohamuna, pos rohamu lao tusi,
Ai toguon-Ku hamuna tu lambung ni Ama i.
Unang lilian di dalan, tuju tongtong surgoi i.
Ai naung rade do inganan, dibaen Tuhanta disi.

Janganlah engkau terlena, gapailah harapanmu!
Tak ‘kan mungkin kau bahagia bila banyak aralmu.
Maka putuskan semua godaan di hatimu.
Harta, martabat dan kuasa, aral berat bagimu.
Janganlah engkau terlena, gapailah harapanmu!
Tak ‘kan mungkin kau bahagia bila banyak aralmu.

Janganlah lengah di jalan menuju Surga baka.
T’lah tersedia di sana tempat di Rumah Bapa.
Jangan hatimu berduka, yakinkanlah hatimu.
Pasti kau ‘kan dituntun-Nya dekat Tuhan Allahmu.
Janganlah lengah di jalan menuju Surga baka.
T’lah tersedia di sana tempat di Rumah Bapa.

BACAAN PAGI: Mazmur 133:1-3
BACAAN MALAM: Roma 3:1-8

Matius 11:21
“Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.”

Ucapan “Celakalah engkau!” disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada beberapa kota di mana Ia telah melayani dan melakukan banyak mujizat. Namun tidak ada di antara para penduduknya yang percaya dan mau menerima Yesus. Mereka telah menikmati dan hanya senang dengan berkat yang diberikan Yesus, namun tidak mau menerima dan percaya kepada Yesus, Si Pemberi dan Sumber Berkat. Ucapan tersebut adalah sebuah nubuatan yang memperingatkan bahwa akan terjadi sesuatu yang fatal dan sangat mengerikan bilamana diabaikan dan tidak mau bertobat. Namun alih-alih mereka sadar dan mau memberikan hati. Justru peringatan Yesus itu membuat hati mereka semakin keras dan mendengki-Nya. Itulah yang dialami Yesus dari kaum-Nya sendiri, orang-orang Yahudi. Dalam kekecewaan Yesus itu, Ia membandingkan apabila kepada kota Tirus dan Sidon yang terkenal durhaka Ia memberikan waktu melayani dan melakukan mujizat sebagaimana kepada kaum-Nya itu, tentulah mereka akan bertobat dan menerima Yesus dengan senang hati.

Demikianlah acapkali juga terjadi di antara kita. Banyak orang yang hanya mencari dan mengejar berkat. Segalanya kita lakukan untuk meraih dan mendapatkannya. Namun kita tidak tahu bahkan tidak mau tahu apa sesungguhnya berkat itu sendiri; dan dari mana sumber berkat! Kita terus mencari bahkan menimbun segala macam berkat, sampai-sampai kita sendiri tidak dapat lagi membedakan apa sesungguhnya yang kita kebutuhan dan yang harusnya dicari. Justru banyak kesalahan dan kejahatan pun telah kita perbuat karena menelantarkan yang seharusnya disyukuri. Berkat bukan lagi berkat, sebaliknya menjadi sumber malapetaka dan kebinasaan, sebab kita tidak pernah bersyukur dan peduli dengan berkat yang ada, dan tidak mau percaya sama sekali kepada Tuhan, Sang Pemberi Berkat. Ketamakan dan sifat kikir serta egois menjadi karakter yang bertumbuh subur di tengah-tengah orang seperti itu. Mereka bisa memboroskan hartanya untuk sesuatu yang tidak perlu, dan mengabaikan apa maksud Tuhan memberikan berkat itu. Jika Yesus mengutuki kaum keluarga dan kerabat-Nya, bukanlah karena Ia membenci dan tidak mengasihi mereka. Tetapi itulah kebebalan hati orang-orang yang mementingkan berkat, namun tidak mau percaya kepada Tuhan, alih-alih tergerak hati berbelas kasih kepada mereka yang kekurangan. Mari sambut dan terimalah Yesus, Sang Sumber Berkat. “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Buka hatiku, ya Yesus, untuk mengenal berkat dan memiliki-Mu, Sang Sumber Berkat sebagai harta milik dan kebahagiaanku. Jauhkan aku dari ketamakan dan sifat kikir. Amin!”

Senin, 06 Juli 2020

BERHARAP KEPADA TUHAN

SENIN, 6 JULI 2020

“Berharap kepada Tuhan”


BE. 217:1+3 “Jahowa Do Donganku” (Tuhan Allah Sertamu)

Jahowa do donganku, tung ise alongki?
Tangiang ni rohangku padaohon musu i.
Hasian ni Debata au, Kristus ulungki.
Tung aha hatahata ni panginsahi i?

Mudar ni Tuhan Jesus panalom rohangki.
Ai i do na pabulus dalan tu Ama i.
Artana do na maol na nilehon-Na i.
Unang pinarhamaol ngolu ni daging i.

Tuhan Allah sertaku, siapa lawanku?
Berdoa dengan rohku menjauhkan musuhku.
‘Ku dikasihi Allah, setia beriman.
Datang pun pencobaan, jiwaku tak gentar.

Darah Yesus, Tuhanku, sejukkan hatiku.
Yang menuntun jalanku ke rumah Bapaku.
Harta yang tak ternilai yang dikorbankan-Nya,
Agar ‘ku tak terikat harta di dunia.

BACAAN PAGI: Yeremia 27:1-11
BACAAN MALAM: Roma 1:18-25

Mazmur 131:3
"Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.”

Harta paling berharga yang dimiliki manusia adalah iman. Iman berbuah dan berwujud dalam harapan. Dengan kata lain, harapan adalah wujud dan buah dari iman. (Ibr 11:1) Orang beriman tidak akan kalah dan patah terkulai dalam segala permasalahan dan tekanan hidup yang bagaimana pun, karena ia berpengharapan. Namun patut dipertanyakan, apakah harapan yang kita miliki dan yang terkandung di dalam benak hati dan diri kita? Sebab begitu banyak orang yang berharap namun tak mampu bertahan bahkan mudah sekali berubah sikap dan beralih tujuan serta berbalik arah. Supaya kita dapat bertahan dan memiliki arah hidup yang kuat dan teguh, kita harus hidup dan berdiri pada kebenaran serta nilai-nilai kekekalan dan yang ilahi. Jika bukan itu, hidup kita hanya kesia-siaan karena berharap pada hal yang sia-sia. Inilah ajakan dan kesaksian Daud dalam mazmurnya, nas kita hari ini.

Selaku raja yang sangat berkuasa dan berpengaruh sebagaimana dicatat di dalam sejarah bangsa Israel, Daud menghimbau menghimbau kepada bangsa Israel agar berharap hanya kepada TUHAN, Allah Israel. Jangan kepada yang lain, kepada siapa atau apa pun juga. Disebutkannya bahwa ia sendiri selaku raja Israel tidak tinggi hati, tidak memandang dengan sombong, dan tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang ajaib baginya. (Ay 1) Artinya, bila berharap selain kepada Tuhan, maka orang cenderung akan tinggi hati, menjadi sombong dan suka mengejar hal-hal yang besar dan ajaib. Sebab jika orang seperti itu, jiwanya tidak akan pernah tenang di dalam dirinya. Pasti hidupnya akan selalu gelisah, resah, kecewa, dan putus asa, penuh tensi amarah, serta segala hal yang membuat dirinya tidak memiliki damai sejahtera. (Bnd Ay. 2) Sehebat apa pun karir pekerjaan dan setinggi apa pun kuasa jabatan serta sebesar apa pun harta kekayaan, ia tidak akan pernah berdamai dengan dirinya sendiri apalagi dengan orang lain, dan tidak akan berbahagia. Semua yang kita harapkan sesungguhnya telah diberikan oleh Yesus, bahkan lebih dari apa yang pernah diharapkan oleh umat manusia. Itulah yang kita pahami dan imani selaku orang Kristen, sebagaimana diajarkan dalam Alkitab. Karena itu, percaya dan berharaplah akan TUHAN, dan “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Ya Tuhan Yesus, Engkaulah harapan kami. Ajar kami untuk dapat melakukan apa yang Engkau kehendaki. Bukan hal-hal yang ajaib yang kami tidak pahami. Amin!”

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

MINGGU IV SETELAH TRINITATIS – 5 JULI 2020

“Diberkati untuk menjadi berkat”


BE. 725:1-2 “Ai Sitiruon Do Hulehon Di Hamu” (Yesus Berfirman)

Tuhanta Jesus mandok tu sisean-Na:
“Ai sitiruon do Hulehon tu hamuna.
Asa baen hamu songon na Hubahen tu hamu,
Martua ma hamuna angka na mangulahonsa.”
:;: Asa pasupasu ho di ngolu ni Huria, jala pasupasu Ho di ngolu ni bangsonta. :;:

Songon Tuhanta tabaen parrohaonta,
Patutoru diri lao manghophop hita jolma.
Ita patuduhon ma serep ni rohanta be,
Di panghobasionta di Huria nang bangsonta.
:;: Asa pasupasu ho di ngolu ni Huria, jala pasupasu Ho di ngolu ni bangsonta. :;:

Yesus berfirman kepada pengikut-Nya:
“Contoh dan teladan Kuberikan kepadamu,
Agar kau lakukan s’perti yang Aku lakukan.
Berbahagialah kamu yang melakukannya!”
:;: Jadikanlah dirimu saluran berkat Tuhan, bagi kehidupan bangsa dan gereja kita. :;:

Marilah meneladani Tuhan kita,
Merendahkan diri menebus umat manusia.
Marilah semua saling merendahkan dirinya,
Di dalam pelayanan masyarakat dan gereja.
:;: Jadikanlah dirimu saluran berkat Tuhan, bagi kehidupan bangsa dan gereja kita. :;:

EVANGELIUM: Kejadian 12:1-9
EPISTEL: Roma 15:7-13

Panggilan Abraham menjadi topik utama sekaligus tokoh yang pertama tentang berkat Allah dalam Alkitab. Allah memanggil Abraham keluar dari kampung halamannya meninggalkan sanak saudara dan orangtuanya ke negeri yang belum dia ketahui dan tidak diberitahukan Tuhan kepadanya. Kemudian hari baru kita ketahui bahwa negeri itu adalah Tanah Kanaan. Janji Allah telah membuat bangsa yang besar sebagai keturunan Abraham dan menjadi berkat bagi semua bangsa di dunia ini, yaitu bangsa Israel. Selanjutnya telah kita ketahui kisah yang sangat menarik sekaligus menantang dari ketokohan Abraham sehingga kita pun telah turut menjadi bagian dari ahli waris dalam perjanjian Allah kepada Abraham. Itulah yang patut kita syukuri, karena telah menjadikan kita juga diberkati Tuhan sekaligus terpanggil untuk menjadi berkat. Begitu juga perintah dan pesan serta janji yang diberikan Tuhan kepada Abraham, kita pun turut di dalamnya. Padahal kita bukan keturunan Abraham secara biologis.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Semata-mata hanya karena Yesus. Yesus Kristus adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham. Di dalam dan oleh Yesus Kristus semua bangsa telah menjadi keturunan Abraham secara rohani. Oleh karena Yesus Kristus, kita dapat menyelami dan menemukan banyak harta warisan rohani bahkan telah turut dalam ikatan perjanjian Allah dengan Abraham. Itulah karya Allah yang tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia dengan hikmat dunia. Namun diberikan Allah bagi siapa saja yang percaya dan mau menerima Yesus Kristus. Berkat yang kita terima bukan hanya harta kekayaan, keturunan dan tanah warisan serta hal-hal yang duniawi. Sebab di dalam dan oleh Yesus Kristus kita telah menerima janji kehidupan kekal dan segala harta sorgawi sebagaimana tertulis dalam Efesus 1:3-4. Dalam hal inilah kita patut tunduk dan malu bila wajah kekristenan dan motivasi hidup kita masih sama seperti orang-orang yang belum percaya kepada Yesus. Bahkan bila hidup keberagamaan kita tidak lebih baik dari para ahli Taurat dan orang Farisi, kaum agamawan Yahudi. Memiliki karakter Kristus adalah lebih dari harapan dan isi janji yang diberikan Allah kepada Abraham. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!

Doa: 🙏
“Terpujilah Engkau, ya Kristus. Berkat-Mu telah menjadikan kami pewaris kehidupan kekal melebihi janji kepada Abraham. Amin!”

TUHAN DITINGGIKAN

SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...