MINGGU TRINITATIS - 7 JUNI 2020
“Kemuliaan Allah atas ciptaan-Nya”
BE. 113:1-2 “Debata Sitolu Sada” (Tuhan Allah Yang Tritunggal)
Debata Sitolusada: Ama, Anak, Tondi i.
Nunga montok nasa bada, na paholang tondingki.
Sian hangoluan i, na rade di surgo i.
Ai naung sesa do dosangku sian asi ni roha-Mu.
Sai ingani ma rohangku, sai parbadiai ma au.
Asa tong tutu hatangku, unang be margabus au.
Sasude na roa pe, tanggal sian au muse.
Ho dipuji, o Tuhanku, hata dohot pambaenanku.
Tuhan Allah yang Tritunggal: Bapa, Putra, Roh Kudus.
Tuhan t’lah memperdamaikan diri-Nya dan jiwaku.
Kini hidup yang kekal tersedia bagiku.
Dosaku t’lah Kau ampuni oleh kasih-Mu abadi.
Diamlah dalam hatiku, kuduskanlah jiwaku.
Agar jujur bicaraku, dusta jauh dariku.
Kejahatan lain pun kutentang dengan tekun.
Kau ‘ku puji ya, Tuhanku, dengan kata dan sikapku.
EVANGELIUM: Kejadian 1:26-31
EPISTEL: Yohanes 1:29-34
Allah menciptakan segala sesuatu dalam enam hari. Masing-masing sesuai urutannya. Yang terakhir dari semuanya adalah manusia. Demikianlah salah satu versi kisah di dalam Alkitab. Itu hendak menekankan keutamaan manusia sebagai ciptaan Allah. Bahkan dikatakan manusia itu adalah gambar dan rupa Allah dan diberi kuasa atas segala ciptaan lainnya. Agar makna kisah ini tidak dipandang sempit, harus dilengkapi dengan versi lainnya supaya utuh. Tetapi salah satu makna intinya adalah bahwa Allah menaruh kemuliaan-Nya atas ciptaan-Nya, terutama pada umat manusia. Kuasa yang diberikan Allah kepada manusia adalah untuk memelihara, bukan menghancurkan dan sewenang-wenang. Manusia yang diciptakan Allah itu adalah laki-laki dan perempuan dengan perintah untuk beranak-cucu. Berarti bahwa laki-laki dan perempuan itu harus berhubungan seksual. Itu bukan dosa, tetapi kudus. Karena itu harus dipelihara tetap kudus untuk menyatakan kemuliaan Allah. Selain itu, adalah pelanggaran dan dosa. Semula untuk makanan manusia telah disediakan Allah tumbuh-tumbuhan berbiji dan segala pohon-pohonan berbuah. Namun perubahan terjadi setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Itulah yang dikatakan oleh Alkitab.
Minggu-minggu Trinitatis memperhadapkan realita kehidupan kita pada perintah Allah dalam firman-Nya. Alangkah banyaknya perubahan yang terjadi dan telah menjadi kebiasaan bahkan budaya masing-masing komunitas setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Karena itu, kita harus senantiasa mawas diri dan kembali mengacu pada kehendak Allah. Semua perilaku kita dan kecenderungan jaman harus diperhadapkan pada kebenaran dan maksud Allah di dalam setiap firman-Nya. Itulah perlunya kita tekun mempelajari dan mendalami perintah Allah, baik yang tertulis di dalam Alkitab mau pun dalam refleksi hidup sehari-hari bahkan setiap hal yang terjadi dalam hidup ini. Karena itu, “Ikutlah Yesus!” Amin!
DOA: 🙏
“Jagailah langkah dan kecenderungan hati kami dari dosa dan keinginan diri kami, ya Tuhan, agar menaati-Mu. Amin!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TUHAN DITINGGIKAN
SABTU, 11 JULI 2020 “Tuhan ditinggikan” BE. 230:2-3 “Ho Tongtong Ihuthononku” (Aku Rindu Kau, Tuhanku) Sai palua ma rohangku, si...
-
SELASA, 7 JULI 2020 “Celakalah engkau!” BE. 399:1-2 “Unang Tarlalap Di Hata” (Janganlah Engkau Terlena) Unang tarlalap di hata, ...
-
KAMIS, 9 JULI 2020 “Memenggal kepala” BE. 701:1+3 “Tu Ho Do Au Marpadan” (Pada-Mu ‘Ku Berjanji) Tu Ho do au marpadan, o Jesus, T...
-
JUMAT, 10 JULI 2020 “Bermegah bagi Allah” BE. 790:1+3 “Marlas Roha Ma Hamu” (Berbahagialah Kamu) Marlas roha ma hamu di bagasan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar